Suara.com - Ketika seorang wakil presiden yang sedang menjabat mengatakan dia telah menyewa pembunuh bayaran untuk membunuh presiden, dan bermimpi memenggal kepalanya, Anda mungkin berpikir bahwa negara itu sedang dalam masalah serius.
Namun, inilah Filipina, negara dengan politik dan drama yang berjalan beriringan. "Saya sudah bicara dengan seseorang," kata Wakil Presiden Sara Duterte di laman Facebook akhir pekan lalu.
"Saya bilang, kalau saya terbunuh, bunuh saja BBM [Presiden Marcos], [Ibu Negara] Liza Araneta, dan [Ketua DPR] Martin Romualdez. Tidak main-main. Tidak main-main.”
“Saya bilang, jangan berhenti sampai Anda membunuh mereka, dan dia mengiyakan.” Bulan lalu, Sara mengatakan kepada wartawan bahwa hubungannya dengan Presiden Marcos memburuk, dan ia bermimpi memenggal kepalanya.
Ia juga mengancam akan menggali jenazah ayah presiden itu dari Taman Makam Pahlawan di Manila dan membuang abunya ke laut. Di balik semua drama ini, terdapat aliansi politik yang pernah kuat, namun lambat laun merenggang dan berseteru.