Suara.com - Keberadaan sikerei bukan hanya sebagai tabib atau dukun bagi masyarakat adat Mentawai di Sumatra Barat. Mereka memiliki peran penting melestarikan Arat Sabulungan—sistem kepercayaan, pengetahuan dan perilaku Suku Mentawai. Namun, minimnya regenerasi membuat jumlah sikerei kian menyusut.
Dahulu kala, sikerei ada di semua pulau utama. Namun sekarang, hanya tersisa sekitar 200 orang di Pulau Siberut saja. Kepala Desa Matotonan Ali Umran Sarubei khawatir dengan jumlah sikerei di desanya yang terus berkurang.
“Dengan majunya zaman, peran sikerei mulai tergeser." Tarida Hernawati, antropolog dari Yayasan Citra Mandiri Mentawai, khawatir akan masa depan Mentawai bila tak ada solusi.
“Jika tidak ada upaya-upaya pelestarian, saya rasa Mentawai sebentar lagi hanya tinggal nama kepulauan saja, bukan lagi entitas budaya,” kata Tarida. Bagaimana mereka berusaha bertahan di tengah kemajuan zaman?