Suara.com - Pada tahun 797 Masehi, orang yang paling berkuasa di seluruh Eropa Barat melakukan sesuatu yang tidak biasa. Charlemagne—dikenal dengan Karl, Karolus Agung dan Charles Agung—mengirim utusan ke istana megah Khalifah Harun al-Rasyid, yang kala itu menjadi pemimpin wilayah yang negaranya paling makmur di dunia dan berpusat di Baghdad, Irak.
Tujuan sebenarnya pemimpin kekaisaran Kristen di Barat, dalam mengirim utusan ke pemimpin tertinggi kekaisaran Islam, menjadi perdebatan sepanjang masa. Kala itu, Charlemagne meminta gajah kepada Harun al-Rasyid untuk armada perang.
Selain gajah, Harun al-Rasyid juga menghadiahi beberapa barang mewah yang membuat Charlemagne terkesima. Sejumlah barang itu bahkan baru pertama kali dilihat oleh orang-orang di Eropa. Barang-barang mewah itu di antaranya parfum, rempah-rempah, kain mahal dan juga jam. Hadiah-hadiah dari Harun al-Rasyid tidak hanya mencerminkan kemewahan, tapi juga kekayaan budaya dan kemajuan ilmu pengetahuan kerajaan Islam, yang pada puncak kemegahannya tidak memiliki pesaing.