Suara.com - "Kalau kamu mau hidup, kamu harus rekrut orang," sebut Noviana Indah Susanti. Dia mengenang masa-masa kelam saat menjadi korban perdagangan orang (TPPO) di Myawaddy, Myanmar.
Dua tahun lalu, Noviana seakan telah merasakan segala bentuk sengsara, dari dimaki, dihajar dengan pipa besi, disetrum, hingga disekap berhari-hari.
Ia hanyalah satu dari lebih 4.000 warga negara Indonesia yang jadi korban perdagangan orang pada periode 2021-2023. Menurut Noviana banyak yang belum mengetahui bahwa banyak korban yang terpaksa menjadi pelaku penipuan demi bertahan hidup. "Ada yang terpaksa merekrut demi agar mereka tidak disiksa, agar tidak kehilangan nyawa," tuturnya.
Video permintaan tolongnya yang viral, membuat Noviana bisa dipulangkan dengan selamat. Namun, masih banyak korban TPPO asal Indonesia yang masih terjebak di Myanmar dan terpaksa bekerja sebagai penipu daring. Meski tak bisa menjanjikan kapan, Kementerian Luar Negeri Indonesia berjanji akan terus berupaya membawa pulang korban.