Suara.com - Menurut data BPS, Sekitar 9,5 juta kelas menengah turun kelas karena himpitan ekonomi dalam lima tahun terakhir. Faktanya, kelas menengah dan calon kelas menengah sering terjebak di posisi serba salah. Banyak di antaranya bergaji pas-pasan, tapi tak dianggap cukup susah untuk mendapat bantuan pemerintah.
Padahal, tekanan ekonomi yang dihadapi besar. Di saat biaya hidup terus meningkat, mereka kerap terpaksa makan tabungan atau menarik pinjaman online. Pemerintah menunjuk pandemi Covid-19 sebagai kambing hitam, tapi ekonom menilai persoalannya tak sesederhana itu.
Di sisi lain, pemerintah pun membuat sejumlah rancangan kebijakan yang dinilai para ahli ekonomi bakal semakin menambah beban masyarakat. Apa yang sebenarnya terjadi?