Suara.com - Ribuan pengungsi Afghanistan dideportasi dari Pakistan. Padahal, banyak di antara mereka yang sudah tinggal puluhan tahun di negara tersebut. Salah satunya adalah Rahmat. "Ini sungguh sangat menyakitkan," ujar Rahmat.
Ibu Rahmat mengungsi ke Pakistan sejak 1978, sebelum invasi Uni Soviet ke Afghanistan. Para pengungsi itu menghadapi masa depan tanpa kepastian di Afghanistan yang kini dikuasai Taliban.
Sulitnya mencari pekerjaan dan pembatasan pendidikan bagi perempuan kini jadi bagian dari masa depan mereka.
Rozina dulu bekerja sebagai penjahit di Pakistan. Sejak dideportasi tujuh bulan lalu, dia dan kedua anaknya kini tinggal di tenda. "Saya tidak menyangka ini terjadi," katanya.