Cerita Korban Banjir Sumbar yang Takut dan Trauma: Tak Mau Lagi Tinggal di Bantaran Sungai

Sabtu, 18 Mei 2024 | 17:05 WIB
Ketua Umum Palang Merah Indonesia (PMI), Jusuf Kalla, melakukan kunjungan langsung ke lokasi bencana banjir bandang di Sumatera Barat pada Selasa (14/5/2024) untuk memantau situasi dan membantu masyarakat yang terdampak. [dokumentasi PMI]
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Banjir bandang dan lahar di sejumlah wilayah di Sumatra Barat telah menyebabkan setidaknya 67 orang meninggal dunia sampai Kamis (16/05).

Sebanyak 20 dinyatakan hilang, termasuk suami Ritawati yang bernama Sahar, warga Jorong Galuang, Kecamatan Sungai Puah, Kabupaten Agam.

"Banjir bandang menghempas kami dalam sekejap mata. Saya sangat trauma," kata Ritawati, korban selamat dalam banjir bandang di Sumatera Barat. Sekilas Ritawati nampak baik-baik saja, namun dia menyimpan trauma setelah banjir meluluhlantakkan desanya di Jorong Galuang, Kabupaten Agam.

Apalagi, hingga kini, suaminya belum ditemukan. Walaupun berusaha mengalihkan pikirannya, Ritawati sulit mengenyahkan trauma, utamanya saat mendengar gelegar petir dan suara hujan deras.

"Saya takut, trauma," katanya. Tak semata soal suara gemuruh petir atau hujan deras, Rita pun berniat untuk pindah ke tempat lain yang jauh dari gunung, lantaran "enggak sanggup lagi". "Kalau sudah selesai urusan ini, ibu tidak mau tinggal di sini. Pokoknya mau keluar dari daerah sini," tambahnya. SImak video lengkapnya!

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI