Suara.com - ‘Jalan-jalan ke tepi pantai, pulang-pulang dihadang badai. Hati siapa yang tidak gontai. Cicilan ke bank tak kunjung usai.’ Penggalan lirik tersebut diambil dari lagu berjudul 'Jalan-Jalan' yang dinyanyikan grup musik Mother Bank.
Lirik yang mereka nyanyikan bukan sekedar nyanyian, tapi pengalaman nyata ibu-ibu di Dusun Wates, Desa Jatisura Kecamatan Majalengka, Jawa Barat.
Mereka adalah korban dari praktik pinjaman berbunga tinggi atau rentenir. Di Jawa Barat, praktik rentenir ini dikenal dengan istilah 'bank emok'.
Bank emok adalah sebutan untuk sistem utang piutang yang dijalankan oleh perorangan maupun lembaga yang menyasar individu per individu dengan persyaratan yang mudah dan nyaris tanpa jaminan, akan tetapi menerapkan bunga pinjaman yang tinggi.
Imbasnya, banyak keluarga di desa ini yang terjerat utang dan harus 'gali lobang tutup lobang' untuk melunasi berbagai pinjaman yang mereka punya. Mother Bank hadir sebagai solusi dengan menawarkan pinjaman tanpa bunga, namun sebagai gantinya, para ibu harus menyisihkan waktu setiap hari untuk berkegiatan.
Mereka mengolah kebun, membuat kerajinan, berjualanan makanan, bahkan bermusik. Hasil yang mereka dapatkan dari kegiatan tersebut kemudian digunakan untuk membayar cicilan. Simak video lengkapnya!
BBC Indonesia