Suara.com - “Idulfitri kali ini tak seperti Idulfitri lainnya, karena adanya perang. Kami kehilangan keluarga kami," tutur Layan, bocah perempuan berusia 11 tahun yang kini tinggal di Rafah, Gaza. Ada juga Ali, yang kini harus berperan menjadi kakak, ayah, ibu, hingga kakek bagi lima adiknya yang masih kecil-kecil.
Itu karena kedua orang tua Ali tewas karena serangan tentara Israel di Kota Gaza di bulan Oktober 2023 lalu. Bahkan dia juga harus ikut mengurus para sepupu yang juga menjadi yatim piatu.
Selain ayah dan ibunya, 35 anggota keluarga Ali juga tewas dalam serangan tentara Israel. Ali dan adik-adiknya saat ini tinggal di tenda pengungsian di Rafah, Gaza Selatan. Saat umat Islam di penjuru dunia bersiap merayakan Idulfitri, anak-anak di Gaza menuturkan bahwa kebahagaiaan Idulfitri telah dirampas dari mereka.