Suara.com - Konflik antara manusia dan gajah yang berujung perusakan fasilitas Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) di Kabupaten Tanjung Jabung Barat, Jambi, pada awal pekan lalu disebut sebagai imbas dari berubahnya fungsi hutan produksi – yang merupakan daerah jelajah gajah Sumatra - menjadi kebun sawit.
Masyarakat dari tiga desa di Tanjung Jabung Barat mengaku “kesabaran mereka sudah habis” setelah kebun-kebun sawit mereka “dirusak” oleh gajah Sumatera. Mereka menggelar aksi protes untuk mendesak agar BKSDA dan mitranya, Frankfurt Zoolocigal Society (FZS), memindahkan gajah-gajah tersebut dari wilayah desa mereka.
Akan tetapi, aksi itu berujung pada perusakan kendaraan operasional BKSDA dan mes milik FZS. Humas BKSDA Jambi, Zuhra, mengatakan konflik marak terjadi di wilayah yang bersinggungan dengan habitat gajah sumatera.