Suara.com - Puspita, seorang ibu rumah tangga warga Benowo, Surabaya, Jawa Timur mengatakan kenaikan harga beras saat ini disebutnya tidak masuk akal.
"Dalam kurun waktu seminggu itu, beras bisa naiknya sampai dua kali kenaikan. Ini sangat tidak masuk akal karena notebene negara kita negara agraris," keluhnya. Meski harga beras naik bagaimanapun tetap harus membeli juga, karena merupakan kebutuhan pokok.
"Kita bisa mengaturnya dengan memilih membeli lauk yang lebih murah. Saya begitu sih kalau menyiasatinya," lanjut Puspita.
Pedagang pasar dan pengamat pertanian menyebut kenaikan harga beras yang terjadi sejak empat bulan terakhir hingga menyentuh harga Rp14.000 per kilogram untuk beras medium dan Rp18.000 per kilogram untuk beras premium adalah yang "tertinggi dalam sejarah".
Akibatnya ratusan warga di berbagai daerah rela antre berjam-jam demi bisa mendapatkan beras murah yang digelar pemerintah lewat operasi pasar. Pengamat pertanian dari Universitas Lampung, Bustanul Arifin, memperkirakan kenaikan ini akan berlangsung hingga musim panen April 2024.
Pasalnya, El Nino menyebabkan musim tanam mundur. Selain itu, produksi padi tahun 2023 turun sekitar satu juta ton.