Suara.com - Warga Solo kehilangan sosok pahlawan kesehatan mereka. Figur yang dikenal luas sebagai Dokter Lo ini wafat pada Selasa (09/01).
Dia meninggalkan kisah hidup yang tidak hanya melegenda di Solo, tapi juga di komunitas kedokteran Indonesia. Puluhan tahun memberi layanan kesehatan gratis bagi masyarakat miskin, Dokter Lo, sebagaimana dinyatakan Ikatan Dokter Indonesia, "mendedikasikan hidupnya untuk pengabdian sosial tanpa batas".
Memeriksa dan menebus obat untuk masyarakat miskin adalah perwujudan nilai kemanusiaan yang dipegang oleh Dokter Lo. Dia menyatakan hal ini saat diwawancara delapan tahun silam—di tengah konsistensinya memberi layanan kesehatan gratis, bahkan saat usianya kian uzur.
Dokter Lo mulai memberikan layanan medis gratis pada tahun 1968. Pada masa itu, pemerintah telah memiliki program Pusat Kesehatan Masyarakat (Puskesmas) yang dirintis oleh Johannes Leimena pada dekade 1950-an untuk memperluas akses medis. Ratusan pelayat melepas kepergian dokter Thomas Becket Lo Siauw Ging di Rumah Duka Tiong Thing, Surakarta, Jawa Tengah, Kamis (11/01). Jenazahnya dikremasi dan telah menjadi debu, tapi jejak kehidupannya terus membekas di ratusan atau bahkan ribuan warga miskin yang pernah menerima pengobatan gratis darinya.