Dampak Polusi Udara di PLTU Suralaya: Anak Saya Kena Penyakit Paru-paru, 6 Bulan harus Konsumsi Obat

Rinaldi AbanBBC Suara.Com
Selasa, 19 September 2023 | 11:00 WIB
Kawasan PLTU Suralaya di Kota Cilegon (BantenNews.co.id)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Polusi udara yang ditimbulkan Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) Suralaya di Provinsi Banten disebut berkontribusi pada ribuan angka kematian dan kerugian kesehatan hingga belasan triliun rupiah. Dalam riset terbaru yang dikeluarkan Centre for Research on Energy and Clean Air (CREA), polusi PLTU batu bara itu menyebabkan 1.470 kematian setiap tahun dan menimbulkan kerugian kesehatan hingga Rp14,2 triliun.

Salah satu warga Cilegon yang berdomisili di dekat PLTU tersebut mengaku, keluarganya terdampak polusi udara. "Adik ipar saya meninggal, saat di-rontgen, paru-parunya gosong," ujar Edi Sunarya. "Saya mau menyalahkan siapa? Di sini cuma ada PLTU Suralaya, itu satu-satunya, tidak ada pabrik yang lain."

Selain itu, Edi juga menyebut anak perempuannya kini mengidap penyakit paru. "Dokter mendiagnosis anak saya sudah terkena penyakit paru-paru dan harus mengonsumsi obat selama enam bulan," tambahnya.

Selain berdampak buruk bagi masyarakat di sekitar lokasi - yang mencakup separuh bagian utara Provinsi Banten, termasuk Serang dan Cilegon yang berpenduduk 13 juta jiwa - PLTU itu juga disebut menjadi salah satu penyumbang utama polusi udara di Jakarta dan sekitarnya. Di sisi lain, PLN Indonesia Power, pengelola PLTU Suralaya membantah hasil kajian CREA.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI