Suara.com - Berbicara soal veteran perang Indonesia, nama The Sin Nio mungkin tidak akrab di telinga. Padahal Sin Nio bukanlah veteran perang biasa.
Perempuan keturunan Tionghoa ini mengubah namanya dan menyamar sebagai pria agar bisa ikut berjuang membela negara, demi merebut kemerdekaan. Namun, kisah hidupnya tragis. Di masa tuanya, haknya sebagai veteran tidak kunjung diberikan negara. Dia hidup menggelandang di Jakarta.
Pada 1976, Sin Nio akhirnya memperoleh pengakuan sebagai pejuang yang turut aktif mempertahankan kemerdekaan Indonesia. Surat pengakuan itu dikeluarkan Mahkamah Militer Yogyakarta. Namun, SK sebagai veteran perang tidak diiringi dengan hak pensiun.
Bertahun-tahun, Sin Nio hidup menggelandang karena perbekalan sudah habis. Uang pensiun sebesar Rp28.000/bulan baru cair beberapa tahun kemudian. Sin Nio memilih untuk hidup di gubuk liar, dan sebagian uang pensiunannya dikirim ke keluarga.