Suara.com - Seorang guru tari Aceh yang saat ini tinggal di Inggris mengatakan bayangan kekerasan yang terjadi pada awal tahun 2000an, saat konflik memanas, tak bisa lepas dari ingatannya.
Syera Lestari, guru tari untuk diaspora Indonesia di London, mengatakan harapannya agar konflik yang disaksikan anak-anak muda generasinya tak akan terjadi lagi.
Syera menceritakan hal itu sebelum menampilkan tarian Aceh yang diberi judul Riwang (Pulang) dalam rangkaian kegiatan Tim Naskah Sumatra di School of Oriental and African Studies (SOAS), London akhir Mei lalu.
Saat ini, pemerintah Indonesia tengah mendata korban pelanggaran HAM berat termasuk tiga di Aceh, setelah penyelesaian non-yudisial diluncurkan Presiden Joko Widodo.
Sosiolog di Aceh, Arfiansyah mengatakan anak-anak muda yang menyaksikan kekerasan seperti Syera Lestari menyimpan rasa trauma yang mereka atasi sendiri. Simak video lengkapnya!