Suara.com - Kisah Nabi Ibrahim AS dapat menjadi teladan dalam kehidupan sehari-hari. Kisahnya dapat mengajarkan arti dari keteguhan hati, pendirian yang kuat, mengajarkan tentang prinsip kehidupan dalam ajaran agama. Dari kisahnya juga, setiap manusia harus terus berpikir kritis sebelum melakukan tindakan dan selalu mencari kebenaran dari ketidaktahuan.
Di dalam Al-Quran diceritakan bahwa Nabi Ibrahim mendapatkan sebuah mimpi yang dianggap sebagai wahyu dari Allah. Dalam mimpi tersebut, Allah memerintahkan Nabi Ibrahim untuk mengorbankan putranya yang bernama Ismail sebagai tanda ketatannya kepada Allah.
Setelah mendapatkan mimpi tersebut, Nabi Ibrahim menghadap Ismail dan memberitahunya tentang perintah Allah. Meskipun awalnya Ismail merasa sedih dengan perintah tersebut, dia menunjukkan ketundukan dan ketaatan kepada Allah dan bersedia untuk dikorbankan.
Mereka berdua pergi ke tempat yang telah ditunjukkan Allah untuk melakukan pengorbanan. Nabi Ibrahim siap untuk mengorbankan putranya, tetapi ketika dia mengayunkan pisau, Allah mengirimkan malaikat Jibril untuk menggantikan Ismail dengan seekor domba jantan yang ditawarkan sebagai pengganti kurban.
Peristiwa ini dianggap sebagai ujian kesetiaan dan ketaatan Nabi Ibrahim kepada Allah. Idul Adha menjadi perayaan untuk memperingati pengorbanan yang disiapkan oleh Nabi Ibrahim dan kepatuhan yang ditunjukkan oleh putranya.