Tragedi 1998: Aktivis 98 Tak Harus Terjun ke Politik Praktis

Rinaldi AbanBBC Suara.Com
Senin, 22 Mei 2023 | 17:30 WIB
Aktivis 98 Nezar Patria dalam diskusi 25 Tahun Reformasi bertajuk Kesaksian Pelaku Sejarah di Graha Pena 98, Jakarta Pusat, Selasa (16/5/2023). (Suara.com/Dea)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Pasca reformasi '98 yang bersamaan dengan lengsernya presiden kedua RI Soeharto, sejumlah aktivis mulai menancapkan eksistensinya di dunia politik praktis.

Dari mulai pengurus dan elite partai, anggota dewan hingga masuk ke lingkaran dalam pemerintahan. Namun hal itu sejauh ini belum membuat beberapa aktivis lainnya tertarik untuk ikut arus tersebut. Termasuk bagi Toto Prastowo, mahasiswa IKIP (sekarang Universitas Negeri Jakarta) angkatan '92 dan Syahrul Munir, mahasiswa UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta angkatan 97.

Keduanya aktif di organisasi kampus dan mengikuti serangkaian aksi menggulingkan Soeharto pada tahun 1998. Mereka menjadi bagian dari saksi sejarah di kotanya masing-masing, yakni Jakarta dan Yogyakarta. Toto Prastowo mengaku tidak berminat sama sekali untuk terjun ke politik praktis.

Dia memilih untuk berwirausaha. Sedangkan Syahrul Munir mengatakan saat ini belum berpikir untuk terjun ke politik praktis, meskipun dirinya tidak menutup kemungkinan itu di masa depan. Syahrul Munir kini aktif sebagai petani. Meski begitu, keduanya tetap menjunjung nilai-nilai aktivisme di kegiatan rutinnya sekarang. "Hidup ini juga berpolitik, pilihannya sekarang hanya, kita masuk partai atau tidak," kata Syahrul Munir.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI