Suara.com - Semakin banyak perusahaan start-up yang bereksperimen menggunakan rumput laut untuk menciptakan plastik yang lebih ramah lingkungan, termasuk Evoware dari Indonesia.
Rumput laut dianggap sebagai sumber daya alam berkelanjutan yang belum dimanfaatkan secara maksimal. "Jika manusia bisa memakannya, maka alam bisa mengurainya," ujar Pierre Paslier, pendiri Notpla, start-up asal Inggris yang memproduksi plastik rumput laut.
Di sisi lain, untuk memanfaatkan rumput laut sebagai pengganti plastik konvensional yang kita gunakan saat ini, dibutuhkan jumlah yang sangat banyak dengan investasi yang tidak sedikit.
Pihak UN Global Compact mengatakan dunia harus mempertimbangkan kembali investasi di industri bahan bakar minyak.
"Dibutuhkan jumlah investasi yang sama untuk rumput laut," sebut Vincent Doumeizel dari UN Global Compact. Tapi, memanen rumput laut dalam jumlah banyak juga bisa menimbulkan risiko kerusakan ekosistem akuatik dan rumput laut tidak bisa menjadi solusi tunggal untuk masalah sampah plastik yang dihadapi dunia saat ini. Simak video lengkpanya!