Suara.com - Keputusan FIFA membatalkan Indonesia sebagai tuan rumah Piala Dunia U-20 2023 membuat para pemain dan staf pelatih tim nasional Indonesia, patah hati dan kecewa.
Bagi mereka, itu seperti mengakhiri mimpi panjang yang telah dipupuk puluhan tahun. Pasalnya, demi mengikuti ajang tersebut, timnas sudah mempersiapkan diri sejak dua tahun lalu, ditangani oleh pelatih dengan bayaran super mahal, hingga mendatangkan pemain luar.
"Kami para pemain yang kena dampaknya, bukan hanya pemain timnas U-20, tapi semua pemain sepak bola Indonesia," ujar Hokky Caraka, anggota timnas U-20. Bukan hanya pemain, kekecewaan pun dirasakan warga Indonesia yang telah menantikan ajang yang seharusnya digelar pada Mei-Juni mendatang, di Jakarta serta Bali.
"Ini bisa jadi momen bersejarah di hidup saya, bisa menyaksikan Piala Dunia secara langsung," ujar Yudhi Ginting. "Kasihan anak-anak muda kita, nanti mereka hanya main sepak bola antar kampung," kata Tanatur Ginting.
Lainnya, menyebut seharusnya olah raga tidak dikaitkan dengan isu politik. Adapun, Presiden Jokowi menyampaikan "kecewa dan sedih" setelah FIFA membatalkan Indonesia sebagai tuan rumah Piala Dunia U-20. Ia berpesan untuk "jangan menghabiskan energi untuk saling menyalahkan satu sama lain".