Suara.com - Sindikat penipuan online dengan skema 'jagal babi' menjamur di Asia Tenggara. Mereka menyasar orang-rang tak hanya dari Eropa dan Amerika, melainkan ke wilayah yang lebih luas.
Dengan menggunakan foto orang lain di media sosial, para penipu memancing calon korban dan bercerita sesuatu yang dapat memicu simpati korban.
Para penipu ini menyebut 'anjing' sebagai eksekutor penipuan. Namun para 'anjing' ini dipaksa untuk menipu. Mereka adalah korban perdagangan manusia yang diancam dan disekap untuk terus menipu.
Sementara para korban yang ditipu hingga triliunan rupiah disebut sebagai 'babi' yang siap dijagal dalam modus penipuan kripto.