Suara.com - Pemerintah memang belum memastikan nasib kereta api Argo Parahyangan yang pada akhir tahun lalu sempat disebut akan dinonaktifkan karena kereta cepat segera beroperasi.
Sejak wacana itu bergulir dan pemerintah mengatakan ada “pembahasan”, sejumlah penumpang Argo Parahyangan mengaku khawatir karena takut akan kehilangan moda transportasi yang dinilai nyaman dan efisien. Bahkan sudah ada yang membuat petisi yang berisi penolakan dan sudah ditandatangani lebih dari 6.000 orang.
Usulan pemerintah itu pun dinilai ahli terlalu “terburu-buru”, apalagi kereta cepat bahkan belum beroperasi. “Kenapa enggak pakai studi empiris saja, jadi artinya jangan ditutup. Lihat saja dulu biar secara natural konsumen yang menentukan,” kata pengamat ekonomi Universitas Padjadjaran Arief Ansyory Yusuf kepada BBC News Indonesia.
Kementerian Perhubungan masih mengatakan “belum ada rencana penutupan Argo Parahyangan sampai saat ini”, ketika dikonfirmasi pada Januari 2023. Namun, pihak PT KAI menyebut ada “kajian-kajian” terkait hal tersebut.