Suara.com - Penyelenggaraan Pekan Budaya Tionghoa Yogyakarta (PBTY) selalu identik dengan pagelaran seni dan budaya, lomba, pameran, stand bazar, pasar kuliner dan panggung pentas seni.
Pertunjukan wayang Tionghoa atau yang akrab disebut Wayang Potehi menjadi bagian yang tidak bisa dilewatkan pada setiap perayaan Imlek di Kampung Ketandan.
Potehi sendiri berasal dari tiga suku kata yaitu Poo (kain), Tay (kantong), Hie (wayang) yang diartikan wayang yang terbuat dari kain atau kantong yang dimainkan dengan tangan. Potehi sendiri dimainkan oleh dalang dibelakang sebuah bilik.
Bahasa yang dipakai untuk pertujukan pada awalnya memakai Mandarin, namun saat ini sudah dikolaboasikan dengan Bahasa Indonesia.
Lantas, bagaimana sejarah dan proses akulturasi Wayang Potehi di Indonesia?
Tim Produksi : Anistya Yustika Putri/Albert Juventus/Rahadyan Adi