Suara.com - Semarang, ibu kota Jawa Tengah, punya hubungan erat dengan China. Sejak tahun 14 Masehi, banyak imigran asal China yang mengungsi ke Semarang karena pergolakan politik saat transisi dari Dinasti Ming ke Dinasti Qing.
Para imigran China tersebut akhirnya memilih menetap, membangun keluarga, hingga meninggal dan dimakamkan di Semarang. Namun, seiring waktu makam-makam kuno tersebut terbengkalai dan tak jarang tersembunyi di perkampungan warga. Pippo Agosto penasaran dengan makam-makam kuno tersebut.
Dia dan temannya, Luska, kini menelusuri dan mendokumentasikan makam-makam yang kini terbengkalai. Mereka juga mendoakan mendiang dan mencari keturunan mereka yang masih hidup. Pippo juga menerjemahkan dan menuliskan kisah-kisah tentang makam kuno tersebut di media sosial.
Dalam tiga tahun terakhir, mereka sudah mendokumentasikan sekitar 100 makam kuno Tionghoa di Semarang. Pippo berharap upayanya bisa melestarikan jejak peninggalan China di Semarang.