Suara.com - Ini adalah kisah sebuah keluarga di Myanmar yang terpecah karena perang sipil, yang terus berlangsung sejak kudeta militer pada Februari 2021.
Bo Kyar Yine memimpin faksi pejuang pro-demokrasi bersama empat anaknya, namun dua anaknya yang lain bergabung dengan pihak militer.
Dari keluarga, kini mereka menjadi musuh di medan perang. Bo Kyar memantapkan hatinya demi demokrasi. Dia berkata pada anaknya: 'Jika saya bertemu kamu di medan perang, saya akan menembak lebih dulu.'