Dinilai Sektor yang Paling Tahan Hadapi Berbagai Masalah, Banyak Pemuda di Bali Beralih Profesi Jadi Petani

Rinaldi AbanBBC Suara.Com
Sabtu, 31 Desember 2022 | 17:15 WIB
Ilustrasi Petani Sedang Panen (pexels.com)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Pandemi Covid-19 membuat industri pariwisata di Bali sempat anjlok. Akibatnya, banyak warga Bali yang beralih profesi menjadi petani.

"Kita bisa melihat bahwa pertanian adalah sektor yang tahan menghadapi berbagai masalah," ujar Agung Wedhatama, warga Bali. Dengan berbekal ilmu dan ide, sebanyak 20 pemuda, termasuk Agung, membentuk komunitas Petani Muda Keren (PMK) serta menciptakan sistem 'smart farming' alias 'bertani cerdas' yang menggabungkan pertanian dengan teknologi.

Sistem senilai Rp20 juta per unit tersebut dibeli secara swadaya dan dioperasikan sejak 2021 oleh para petani anggota PMK yang memiliki lahan pertanian hortikultura bervariasi antara 1.000 hingga 3.000 meter persegi. Sebelumnya petani di desa tersebut bercocok tanam secara tradisional yang mengikuti musim.

Namun sekarang sistem itu bisa memberikan informasi ke petani sehingga mereka dapat menentukan rotasi tanaman dan yang cocok dikembangkan sesuai kondisi yang ada. Hasil panennya pun jauh lebih maksimal dan efisiensi biaya mencapai 70%.  Simak video selengkapnya!

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI