Suara.com - Usai kekalahan ISIS pada 2019, puluhan ribu orang, termasuk perempuan dan anak-anak berada dalam kamp detensi yang tersebar di utara Suriah. Kebanyakan dari mereka adalah pendatang, keluarga yang diboyong anggota ISIS ke Suriah.
Koresponden BBC Nafiseh Kohnavard mendapat akses langka memasuki kamp dan penjara di Suriah dan menemui para tahanan. Salah satu dari mereka adalah 'Asim' (bukan nama sebenarnya) dari Tunisia.
Dia baru berusia 10 tahun ketika dibawa kakaknya, yang bergabung dengan ISIS pada 2013. "Saya tidak bergabung dengan ISIS. Saya baru berusia 10 tahun waktu itu," ujar Asim. "Apa yang telah dilakukan ISIS, kecuali menghancurkan hidup saya dan keluarga saya?"