Suara.com - Sekitar 1,7 juta pekerja migran Indonesia terdampak pergantian pemerintahan dan silih bergantinya kebijakan di Malaysia, meskipun mereka tidak mempunyai hak pilih dalam pemilihan umum.
Sejak pemilu 2018 hingga pemilihan umum yang diselenggarakan pada Sabtu (19/11), sudah ada tiga perdana menteri dengan kabinet dan kebijakan tenaga kerja yang berbeda pula, padahal Malaysia sangat membutuhkan tenaga kerja asing.
Namun selama ini berkembang anggapan bahwa warga setempat kurang menaruh minat pada lapangan kerja kategori, three D: dirty-kotor, dangerous-berbahaya, dan difficult-sulit. Jenis pekerjaan itu ada di sektor-sektor padat karya, seperti konstruksi dan perkebunan. Stigmasisasi lapangan kerja 'tiga D' itu akan hilang sendirinya apabila taraf gajinya dinaikkan, kata seorang akademisi yang banyak melakukan penelitian buruh. Jadi pertama-tama ada yang patut dipertanyakan. Simak video selengkapnya!