Suara.com - Anindya Restuviani mengalami pelecehan seksual di ruang publik saat masih mahasiswa. Kala itu, ia menyadari tidak ada ruang aman untuk bercerita.
Itulah sebabnya ia membuat platform digital berbagi cerita bernama Hollaback Jakarta. Tak hanya penyintas, Hollaback juga turut bekerja sama dengan Gojek untuk mencari cara mengakhiri pelecehan seksual di ruang publik.
Gerakan Hollaback tersebar di 27 kota di seluruh dunia, dan di Asia Tenggara sendiri baru ada di Jakarta. Hollaback Jakarta merupakan gerakan global yang berpusat di New York sejak tahun 2004. Di Jakarta, gerakan Hollaback baru diinisiasi tahun 2016 oleh Anindya Restuviani bersama seorang temannya dari Amerika Serikat.
Bagaimana teknologi digital bisa menjadi solusi untuk mengakhiri epidemi kekerasan seksual di Indonesia?