Suara.com - Perempuan, lelaki, hingga anak kecil berdesak-desakan di hadapan gerbang keluar Stadion Kanjuruhan. Dari arah lapangan, polisi terus menembakkan gas air mata. Sementara gerbang terkunci rapat-rapat. Di Pintu 13, nyawa mereka melayang.
Eko Arianto, seorang penyintas tragedi Kanjuruhan yang membagikan cerita pengalaman yang mengerikan di pintu 10 dan 13. Menyaksikan dengan mata telanjangnya Aremania berdesak-desakan tidak bisa keluar hingga meregang nyawa dan menumpuk. Anak-anak hingga perempuan, tergeletak tak bernyawa di hadapannya.
Creative/Video Editor: Carissa Lois Tracy/Praba Mustika