Suara.com - Gelombang unjuk rasa melawan pemerintah di Iran terus meluas. Protes bermunculan di lebih dari 80 kota di negara tersebut, tak kerap berakhir ricuh.
Kelompok Hak Asasi Manusia menyebut jumlah pengunjuk rasa yang tewas kini bertambah menjadi 45 orang, termasuk eampat orang anak menurut laporan Amnesty International.
Selain itu, untuk pertama kalinya dalam sejarah Iran, mahasiswa kedokteran menolak masuk kuliah sebagai bentuk protes. Unjuk rasa ini pun kini diikuti oleh serikat guru.
Tidak hanya di Iran, unjuk rasa solidaritas untuk Mahsa Amini juga berlangsung di berbagai negara, termasuk di Amerika Serikat, Inggris, Kanada, Italia, Yunani serta di negara tetangga Iran, termasuk Irak dan Turki. Mahsa Amini ditangkap oleh polisi moral Iran karena dianggap melanggar aturan penggunaan jilbab. Dia diduga dipukuli oleh polisi saat ditahan, kemudian dilarikan ke rumah sakit dan berakhir meninggal dunia.