Suara.com - Tahun ini menandai 23 tahun jajak pendapat, yang membuat Timor Timur berpisah dari Indonesia.
Selama itu juga, sebagian warga Timor Timur pro-integrasi yang kalah, tinggal di permukiman yang dulu menjadi kamp pengungsian. Persoalan lahan, ekonomi dan pendidikan, menjadi masalah utama yang mendera mereka.
“Hanya pasrah saja, sampai kapan mau ada tempat tujuan yang tenang. Mau di sini terus, mau di surga, sudah tidak tahu lagi,” tutur Faustina de Deus, salah satu pengungsi Timor Timur di Atambua.