Suara.com - Sejumlah pemuda asal Aceh mengaku tergiur iming-iming gaji besar dan bekerja sebagai Anak Buah Kapal (ABK) berbendera China.
Sempat bertahan dalam kondisi “seperti perbudakan dan penuh penyiksaan”. Mereka mengaku diperlakukan buruk.
"Kami dipukul, ditendang, meskipun sakit tetap disuruh bekerja," kata Muhammad Sidik, yang bekerja selama satu tahun di kapal pencari cumi-cumi bernama Yuan Yu 329. Selain itu, mereka juga mengaku diberi makanan yang tidak layak.
“Ayam sudah hijau, tapi bagaimana lagi, kalau tidak makan ya, mati.” Tidak hanya itu, setelah mereka kembali ke kampung halaman di Aceh, sisa gaji mereka juga tidak dibayarkan penuh.