Suara.com - Sekitar 70% produksi tempe di Indonesia menggunakan kedelai impor, langkah yang menyusutkan semangat dan lahan garap para petani lokal.
Petani kedelai beralih ke komoditas lain yang lebih menguntungkan dan pengrajin tempe lebih mengandalkan kedelai impor. Belum jelas seperti apa jalan keluar dari keadaan ini.
Namun seorang sejarawan kuliner, Fadly Rahman mengatakan Indonesia sebaiknya berusaha agar produk tempe menggunakan hasil petani untuk mempertahankan tempe secara paripurna sebagai identitas kuliner Indonesia.