Suara.com - Wildan, Abu Farros dan Syahrul Munif, menceritakan kesaksian mereka terpapar gerakan ekstremisme, melewati jalan panjang untuk menyadari kesalahan mereka, dan kini berusaha memaknai 'jihad' dengan cara berbeda.
"Kedamaian yang jauh dari peperangan adalah sebuah hal yang luar biasa mahalnya," ujar Wildan.
“Andai kata saya mati dalam kondisi radikalisme, suka mengkafirkan orang lain, terutama orang Muslim, itu bagaimana nanti hisab saya di akhirat?" ujar Syahrul Munif, setelah berhasil lepas dari ideologi radikal.