Suara.com - Lebih dari 200 pengungsi Rohingya di Bangladesh diyakini tewas atau menghilang di lautan pada 2020. Banyak yang mati kelaparan setelah terombang-ambing di lautan setelah ditolak di negara tujuan.
Menurut UNHCR, lebih dari sepertiga pengungsi yang kini berhasil sampai ke Malaysia dan Indonesia adalah anak-anak.
“Saya kelaparan selama sembilan hari,” kata Tosmin, seorang pengungsi Rohingya yang berhasil selamat dari ganasnya lautan.
Banyak yang tak bertahan hidup ketika para pengungsi menaiki kapal-kapal yang dioperasikan oleh penyelundup, dengan harapan mencari kehidupan lebih baik. “Orang-orang tidak diberi makan dan minum,” kisah penyintas lain.