Suara.com - Setelah Mbah Maridjan meninggal akibat erupsi tahun 2010, posisi juru kunci Gunung Merapi diberikan kepada anaknya, Asih.
Sultan HB X mengangkat Asih menjadi juru kunci Merapi dan memberinya nama Mas Kliwon Surakso Hargo, sembilan tahun lalu.
"Juru kunci bukan paranormal, bukan dukun dan bukan kyai," kata Asih.
Salah satu tugasnya adalah untuk memberi informasi kepada masyarakat untuk terus meningkatkan kewaspadaan dan selalu berhati-hati dalam beraktivitas di lereng Merapi.
Lelaki berusia 54 tahun itu juga berkewajiban melaksanakan tugas dari Keraton Yogyakarta untuk melakukan Labuhan Merapi setahun sekali. Bagi Asih, Labuhan Merapi yang diadakan setiap Bulan Rajab dalam penanggalan Jawa, adalah acara spiritual dari Keraton Yogyakarta. Ini adalah ungkapan rasa syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa karena telah memberikan rejeki dan nikmat kehidupan kepada masyarakat, khususnya di sekitar Gunung Merapi.