Suara.com - Ahmadreza Djalali, dokter berkebangsaan Iran-Swedia, empat tahun lalu ditangkap oleh badan intelijen Iran dengan tuduhan sebagai mata-mata.
Kini, ia menanti vonis hukuman mati dengan dakwaan membocorkan informasi mengenai nuklir kepada pihak Israel. Pengacaranya menyebut, pengakuan bersalah Djalali dibuat di bawah paksaan.
Ahmadreza adalah spesialis di bidang kedokteran emergensi. Dia sering berkunjung ke Iran untuk mengadakan berbagai seminar mengenai pertolongan bencana dan kegawatdaruratan.
Vida Mehrannia, istri Ahmadreza, kini tengah mengkampanyekan tuntutan bebas untuk suaminya.
Vida menganggap suaminya hanya dikorbankan untuk kepentingan Uni Eropa dan Iran, karena selama ini banyak warga negara asing dan warga berkebangsaan ganda yang digunakan sebagai bahan pertukaran dengan pesakitan berkebangsaan Iran di negara lain.