Suara.com - Biyung pertama kali muncul karena proyek home schooling anak-anak Westiani Agustin atau Ani (43).
Pada tahun 2016, Ani dan putrinya masih melakukan proses penelitian dan pengembangan pembalut kain untuk dipakai secara pribadi. Kemudian pada tahun 2018 Biyung akhirnya lahir, lalu dua rekannya mulai bergabung pada akhir tahun itu.
Nama Biyung diambil dari bahasa Jawa yang berarti Ibu.
Lahirnya Biyung tak lepas dari keresahan Ani tentang anggapan perempuan sebagai penyumbang besar sampah di lingkungan.
Rata-rata perempuan menggunakan pembalut sekali pakai hampir mencapai 10 ribu buah selama kehidupan subur mereka. Dengan begitu, ada ribuan ton limbah pembalut sekali pakai yang terkumpul dalam sebulan. Selengkapnya dalam video ini.
Videografer/Video Editor: Rosiana/ Sulistyo Jati