Suara.com - Sekitar 20 tahun lalu, Nurjanita datang ke Malaysia secara ilegal. Enam tahun ia tinggal di sana tanpa dokumen, dan sempat mengadu nasib sebagai pekerja pabrik.
Pada 2009, melihat anak-anak TKI yang tak bisa membaca, menulis, dan berhitung, dia termotivasi untuk belajar menjadi seorang guru.
Saat ini, Nurjanita bukan hanya guru di CLC 3 (community learning centre) atau pusat kegiatan belajar masyarakat di perkebunan kelapa sawit Lumadan, Beaufort, Negara Bagian Sabah, Malaysia. Dia juga merintis pusat-pusat pembelajaran masyarakat lain di kawasan perkebunan. (BBC Indonesia)