Suara.com - Legenda bulutangkis Indonesia, Susy Susanti membeberkan alasan mengapa film biopic tentang dirinya, Susi Susanti: Love All memilih pertandingan Thomas dan Uber Cup 1998 sebagai klimaks atau penutup cerita.
Menurut Susy Susanti, film yang diproduseri Daniel Mananta itu tak hanya memiliki misi untuk memperkenalkan kisah perjuangan dirinya di arena bulutangkis.
Lebih penting, Susi Susanti: Love All, disebutnya ingin memposisikan diri sebagai pengingat masyarakat akan hal-hal yang terjadi di luar karpet hijau, terutama perihal diskriminasi etnis Tionghoa.
"Kalau cuma sampai Olimpiade 1992 Barcelona, berarti sudah berhenti sampai di situ saja (kisahnya)," jelas Susy Susanti antusias saat ditemui di Fx Sudirman, Senayan, Jakarta, Kamis (7/11/2019).
"Padahal ada kisah-kisah lain. Hal-hal penting dan nilai yang bisa diberikan kepada masyarakat," sambungnya.
Video Editor: Fatikha Rizky Asteria N