Nessa Kartika mungkin tak menyangka, niatnya untuk mencari biaya kuliah dengan menjadi Tenaga Kerja Indonesia (TKI) di Hongkong dan Singapura, justru mengantarnya menjadi pengusaha sukses. Usaha batik yang dijalankan perempuan asal Wonosobo, Jawa Tengah itu kini beromzet rata-rata 20 juta Rupiah per bulan.
Mirip dengan nasib Nessa, Ofir Subu, TKI asal Nusa Tenggara Timur yang mencari peruntungan di Malaysia, kini menikmati hasil kerja kerasnya. Ofir sukses dengan usaha produksi batako, kos-kosan, ternak, dan tambal ban, di kampung halamannya.
Tidak kalah sukses dengan Nessa dan Ofir, seorang lelaki asal Cilegon bernama Turidjo, merasakan hal yang sama. Hasil kerjanya sebagai TKI di Arab Saudi menjadi modal untuk membangun usaha Minuman Herbal Jahe Merah yang kini sudah beromzet 50 juta Rupiah per bulannya.
Nessa, Ofir, dan Turidjo hanya tiga dari sekian banyak mantan TKI yang meraih sukses lewat wirausaha yang dibangun setelah pulang ke tanah air. Video di atas menampilkan testimoni para TKI yang sukses berwirausaha dengan modal hasil kerjanya di luar negeri.
Video ini juga dimaksudkan untuk menginformasikan kepada masyarakat bahwa bekerja ke luar negeri sebagai TKI merupakan pilihan terbaik ketika masyarakat tidak mendapatkan kesempatan bekerja di dalam negeri. Keberhasilan TKI di luar negri bergantung pada kesiapan TKI itu sendiri, yakni kesiapan mental, keterampilan, kelengkapan dokumen, kesehatan jasmani dan rohani, serta pengurusan melalui prosedur resmi.