"Ini berarti bahwa bisnis harus mengambil pendekatan proaktif dalam rangka memperkuat pertahanan siber mereka dan membangun ekosistem digital yang lebih mumpuni," kata dia.
Adi Rusli melihat, keamanan siber adalah tanggung jawab bersama, membutuhkan kolaborasi dan pendekatanterpadu untuk tetap menjadi yang terdepan dan memastikan ketahanan terhadap ancaman siber yang terus berkembang.
Data untuk Laporan Unit 42 Global Incident Response 2025 ini diperoleh melalui lebih dari 500 kasusyang ditangani oleh Unit 42 antara Oktober 2023 dan Desember 2024, serta dari data kasus lainnya sejak tahun 2021.
Organisasi yang terdampak berbasis di 38 negara berbeda, termasuk Amerika Serikat, serta organisasi yang berlokasi di Eropa, Timur Tengah, dan Asia Pasifik.