Suara.com - Kementerian Komunikasi dan Digital (Komdigi) akhirnya menyelesaikan proyek Pusat Data Nasional pertama (PDN) di Cikarang, Jawa Barat. Pembangunan ini melibatkan kerja sama antara Pemerintah Indonesia dengan Prancis.
Setelah dilakukan peletakan batu pertama (groundbreaking) pada bulan Oktober tahun 2022, pembangunan PDN-1 telah rampung dan telah dilaksanakan Provisional Hand Over (PHO).
Demi keamanan dan keandalan PDN-1, Kementerian Komdigi juga bekerja sama dengan Badan Siber dan Sandi Negara (BSSN), Badan Intelijen Strategis (BAIS), dan Badan Intelijen Negara (BIN) untuk memastikan perlindungan dan integritas data.
Dalam pertemuan bilateral dengan Menteri Urusan Perdagangan Luar Negeri dan Warga Prancis di Luar Negeri, Menkomdigi Meutya Hafid menyampaikan apresiasi kepada Menteri Saint-Martin atas kerja sama dengan Pemerintah dan perusahaan-perusahaan multinasional Prancis dalam penyelesaian pembangunan proyek ini.
Tak hanya mengapresiasi dukungan Pemerintah Perancis dalam proyek PDN-1 saja, Menteri Komdigi juga menekankan pentingnya kolaborasi dalam bidang teknologi digital sebagai langkah maju dalam mempercepat transformasi digital di kedua negara.
“Hubungan erat antara Pemerintah Indonesia dan Pemerintah Prancis, terutama dalam bidang teknologi digital, menjadi bukti nyata komitmen kedua negara untuk saling mendukung dan mendorong inovasi, dengan kolaborasi yang solid,” kata Meutya, dikutip dari siaran pers Komdigi, Jumat (11/4/2025).
![Pertemuan Menkomdigi Meutya Hafid dan Menlu Prancis. [Dok. Komdigi]](https://media.suara.com/pictures/653x366/2025/04/11/92495-pertemuan-menkomdigi-meutya-hafid-dan-menlu-prancis.jpg)
Lewat hubungan baik yang terjalin lama, kedua belah pihak berharap dapat menjajaki lebih banyak peluang kerja sama, memastikan bahwa manfaat dari teknologi dan inovasi dapat dirasakan oleh masyarakat di kedua negara.
“Perancis dan Indonesia memiliki sejarah yang kuat dalam membangun hubungan yang saling menguntungkan. Kami percaya bahwa kerja sama di bidang digital akan memperkuat pertukaran pengetahuan dan inovasi yang dapat membawa manfaat bagi masyarakat kedua negara,” ujar Menteri Laurent Saint-Martin.
Pertemuan bilateral ini dilakukan sebagai pertemuan awal jelang kedatangan Presiden Prancis, Emmanuel Macron yang direncanakan hadir ke Indonesia Mei 2025 mendatang.
Baca Juga: Siapa Istri N'Golo Kante? Dirumorkan Nikahi Janda Djibril Cisse
Pusat Data Nasional Cikarang
Diketahui pembiayaan pembangunan PDN bersumber dari bantuan pemerintah Perancis serta Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN).
Mengutip situs Aptika Kominfo, fasilitas data center itu nantinya akan memiliki kapasitas prosesor sebesar 40 petabyte, memori 200 terabyte dan didukung power supply sebesar 20 megawatt yang bisa dinaikkan menjadi 80 megawatt.
PDN juga akan didukung oleh sistem keamanan internal dan eksternal terbaik, serta dibangun dengan standar Tier 4 yang merupakan standar terbaik di tingkat global.
“Setelah terbangun diharapkan PDN ini akan bisa berfungsi sebagai konsolidasi data dan interoperabilitas data yang selama ini digunakan melalui 27.000 server tersebar di seluruh Indonesia. Sehingga akan ada efisiensi pengelolaan pusat data untuk mendukung peningkatan layanan e-government, dan menghasilkan Satu Data Indonesia guna pengambilan keputusan berbasis data yang akurat,” jelas Menkominfo Johnny G Plate saat peresmian PDN-1 pada 9 September 2022 lalu.
Menurut Plate, pembangunan PDN ini telah melalui proses panjang mulai dari tahap negosiasi dan diskusi pembiayaan. Sehingga diputuskan konsep pembiayaannya antar pemerintah Indonesia dan Perancis.
Selain itu juga telah melalui proses diskusi teknis yang menyeluruh untuk memastikan pembangunannya dilakukan dengan standar tinggi.
“Diskusinya berlangsung di masa Covid antar negara (Perancis dan Indonesia). Ini bukan persoalan gampang, tantangan besar ini berhasil kita lalui, sehingga hari ini tersedia pembiayaannya dan memungkinkan kontrak berjalan efektif,” tuturnya.
Pemilihan kawasan industri Deltamas sebagai lokasi pertama pembangunan PDN juga telah melalui studi komprehensif, termasuk studi 100 tahun terakhir.
Oleh Karena itu Menkominfo meminta pengelola kawasan bisa memberikan dukungan karena akan menjadi cloud computing area, area industri tingkat tinggi.
Lebih lanjut, Menkominfo menjelaskan pembiayaan proyek ini dibangun dengan skema G-to-G financing, yaitu bantuan dari pemerintah Prancis sebesar 85 persen dan alokasi Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) berupa rupiah murni sebesar 15 persen.
Pusat Data Nasional integrasikan Seluruh Data Pemerintah
Pemerintah saat ini memiliki 27.000 lebih aplikasi yang datanya tersebar di berbagai kementerian/lembaga dan pemerintah daerah. Dengan adanya PDN seluruh data pemerintah akan disimpan dalam satu tempat.
Di sisi anggaran, menurut Menkominfo Plate, kehadiran PDN dapat menghemat APBN. Disebutkan saat ini ada 2.700 pusat data dalam lingkup pemerintah yang sebagian besar memakai ruang server berbiaya besar setiap tahun. Kehadiran PDN akan menggantikan ribuan pusat data tersebut.
Sementara Dirjen Aplikasi Informatika Kominfo saat itu, Semuel Abrijani Pangerapan mengatakan, 27.000 lebih aplikasi dan 2.700 pusat data pemerintah tersebut dinilai jumlah yang sangat besar sehingga sulit untuk dikelola dan diintegrasikan.
“Oleh karena itu, PDN memiliki peran penting untuk memperkuat dan mengoptimalkan tata kelola data pemerintahan berbasis digital (e-governance) menjadi lebih efisien,” kata Dirjen Semuel.