Telkom Masih Kaji Dampak Tarif Trump ke Naiknya Harga Internet

Dicky Prastya Suara.Com
Kamis, 10 April 2025 | 17:01 WIB
Telkom Masih Kaji Dampak Tarif Trump ke Naiknya Harga Internet
VP Corporate Communications Telkom, Andri Herawan Sasongko saat ditemui di sela-sela konferensi pers Digiland Run 2025 di Jakarta, Kamis (10/4/2025). [Suara.com/Dicky Prastya]
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Tarif Trump ancam pertumbuhan ekonomi

Direktur Eksekutif Celios, Bhima Yudhistira, menilai kebijakan tarif resiprokal dari AS akan jadi penghambat serius bagi ambisi Presiden Prabowo mencapai target pertumbuhan ekonomi 8 persen di 2029. Bahkan, menurutnya, ekonomi Indonesia bisa gagal tumbuh di atas 5 persen pada akhir 2025.

“Bahkan skenario ini masih moderat, skenario terburuk resesi di kuartal IV 2025,” kata Bhima kepada Suara.com, Selasa (8/4/2025).

Penyebabnya jelas. Tarif balasan AS akan menekan volume ekspor Indonesia. Sementara itu, negara seperti Kamboja, Vietnam, dan China bisa membanjiri pasar domestik dengan produk murah akibat pengalihan ekspor mereka.

Barang-barang yang paling berisiko antara lain elektronik, pakaian jadi, alas kaki, mainan anak, dan berbagai produk konsumsi.

Industri lokal, khususnya sektor padat karya, akan semakin kesulitan bersaing. Harga barang impor lebih murah. Daya saing merosot. Produksi melambat.

Bhima mendorong pemerintah segera merevisi Permendag No. 8 Tahun 2024. Regulasi itu, menurutnya, justru membuka lebar keran impor dan memperparah situasi. Ia menyebut gelombang PHK di industri padat karya belakangan ini sebagai bukti nyata dampak dari aturan tersebut.

Data Kemenaker sepanjang 2024 mencatat 77.965 orang terkena PHK. Naik tajam dari 64.855 orang di 2023. Sektor paling terdampak antara lain tekstil, garmen, dan alas kaki.

Tak cukup dengan revisi regulasi. Bhima menyarankan pemberian insentif konkret. Diskon tarif listrik 50 persen selama 9 bulan untuk industri padat karya dan otomotif-elektronik. Selain itu, penurunan suku bunga acuan oleh Bank Indonesia sebesar 50 bps agar pelaku industri dan UMKM bisa mendapat akses kredit murah.

Baca Juga: Tarif Trump Bikin Petani Sawit Menjerit, Prabowo Diminta Lakukan Ini

“Juga atur ulang efisiensi belanja pemerintah yang terlalu brutal karena ekonomi butuh stimulus belanja pemerintah,” imbuhnya.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI