Suara.com - Grab memperkenalkan fitur baru pertama di Indonesia Request to Pay atau Fitur Bayarin yang memudahkan pengguna.
Untuk mengelola beragam tagihan untuk kebutuhan harian dengan lebih praktis, cepat, dan efisien.
Melalui fitur ini, pengguna dapat dengan mudah mengirimkan permintaan pembayaran maupun membayarkan tagihan.
Untuk isi ulang pulsa, listrik (prabayar/token dan pascabayar/langganan), BPJS, internet dan TV kabel, serta PBB dan berbagai jenis tagihan lainnya.
"Data internal menunjukkan bahwa satu dari dua transaksi bulanan pengguna di kanal produk digital dilakukan untuk pengguna lain. Hal inilah yang mendorong kami untuk melahirkan inovasi ini dengan harapan dapat semakin memudahkan pengguna melakukan pembayaran tagihan dengan cepat dan tidak ribet," kata Head, Marketing Platform, GE, Lending, Insurance, DG dan Kios, Grab Indonesia Hadi Koe, melalui keterangan pers yang diterima, Rabu (26/3).
Fitur Bayarin juga dirancang sebagai solusi saat situasi mendesak, terutama bagi orang tua dan anak.
Pengguna dapat mengirimkan permintaan pembayaran tagihan apa pun kepada kerabat dekat mereka secara instan.
Pembayaran tagihan dapat dilakukan melalui link atau tautan, tanpa perlu berbagi informasi rekening maupun berpindah aplikasi.
Kirim permintaan bayaran bisa dilakukan dengan masuk ke aplikasi Grab dan pilih menu Pulsa/Bills.
Baca Juga: Grab Tebar 11.000 Takjil Selama Ramadan
Pilih produk yang ingin dibayar dan klim "Minta Dibayarin" sebelum transaksi.
Akan ada link yang bisa disalin untuk dikirimkan kepada orang terdekat yang diminta untuk membayarkan dan transaksi selesai.
Sementara untuk penerimaan permintaan bayaran, tautan bisa diklik dan cek detail sebelum lanjut bayar.
Apabila sudah sesuai bisa klik "Bayarin" dan selesaikan pembayaran.
Fitur ini juga dapat digunakan untuk ditambahkan saat melakukan pembayaran menggunakan Fitur Bayarin terutama sepanjang bulan Ramadan dan periode mudik.
Menjaga transaksi digital aman saat Lebaran
M. Lucky Akbar, Kepala Kantor Pengolahan Data dan Dokumen Perpajakan Jambi mengungkapkan, merayakan Lebaran merupakan momen penting bagi umat Muslim di Indonesia.
Momentum tersebut tidak hanya sebagai perayaan keagamaan, tetapi juga sebagai periode peningkatan aktivitas ekonomi.
Berdasarkan data dari Kementerian Perdagangan, konsumsi rumah tangga meningkat sekitar 10 hingga 15 persen selama Ramadhan dan Lebaran, yang berkontribusi pada pertumbuhan ekonomi nasional.
Transaksi digital juga mengalami lonjakan signifikan, menjelang Lebaran, yang didorong oleh pembayaran Tunjangan Hari Raya (THR) dan kebutuhan belanja dari masyarakat.
Asosiasi E-Commerce Indonesia (idEA) memproyeksikan bahwa transaksi e-commerce selama periode Ramadhan dan Lebaran 2025 akan meningkat sekitar 15 hingga 20 persen dibandingkan dengan bulan sebelumnya.
Peningkatan ini didorong oleh tingginya kebutuhan belanja masyarakat menjelang Lebaran, dan hal ini diimbangi berbagai promo dan diskon besar dari berbagai marketplace, serta layanan logistik yang semakin efisien.
Hanya saja, peningkatan transaksi digital menjelang Lebaran membawa serta risiko ancaman siber yang lebih tinggi.
Pelaku kejahatan siber sering memanfaatkan momen ini untuk melancarkan serangan, seperti phishing, malware, dan penipuan secara daring.
Menurut berbagai laporan, serangan siber cenderung meningkat selama musim liburan dan momen acara belanja besar daring, seperti Hari Belanja Online Nasional (Harbolnas).
Dengan demikian, maka keamanan siber dalam transaksi digital menjelang Lebaran harus menjadi prioritas bagi pengguna maupun penyedia layanan.
Dengan meningkatkan kewaspadaan dan menerapkan langkah-langkah pencegahan, kita bisa terhindar dari ancaman siber yang dapat merugikan masyarakat secara finansial maupun bocornya data pribadi.
Lembaga Konsumen Digital Indonesia mencatat peningkatan laporan kasus phishing sebesar 30 persen selama Ramadhan.
Kejahatan siber ini tidak hanya merugikan individu, tetapi juga dapat mengganggu stabilitas ekonomi digital.
Untuk mengatasi tantangan keamanan siber, diperlukan strategi yang komprehensif. Berikut adalah beberapa langkah yang dapat diambil dengan meningkatkan kesadaran masyarakat.
Edukasi dan kesadaran masyarakat melalui peningkatan literasi digital masyarakat adalah kunci untuk melindungi diri dari ancaman siber.
Program literasi digital dapat membantu masyarakat memahami risiko yang ada dan cara menghadapinya.
Misalnya, program literasi digital yang diadakan oleh pemerintah Indonesia bertujuan untuk membantu masyarakat.
Memanfaatkan teknologi digital dengan tetap menjunjung tinggi nilai-nilai dalam kehidupan berbudaya, berbangsa, dan bernegara.
Di sisi lain, pelaku bisnis, terutama yang bergerak di sektor e-commerce dan perbankan digital, harus memperkuat sistem keamanan mereka.
Ini termasuk menerapkan enkripsi data, sistem deteksi penipuan, dan autentikasi multi-faktor untuk melindungi data pelanggan dan transaksi.
Selain itu, mereka harus secara rutin melakukan audit keamanan dan memperbarui sistem mereka untuk mengatasi kerentanan yang mungkin ada.
Mengingat ancaman siber tidak mengenal batas negara, perlu dilakukan penguatan kerja sama internasional.
Kerja sama internasional sangat penting dalam menghadapi ancaman ini, khususnya dalam melakukan diplomasi siber untuk membuka peluang dalam meningkatkan kerja sama regional dan internasional dalam hal keamanan siber.
Hal ini dilakukan, misalnya dengan terlibat secara aktif di forum-forum internasional, seperti ASEAN, negara-negara dapat bekerja bersama untuk mengatasi tantangan keamanan siber yang melintasi batas.