Suara.com - Menteri Komunikasi dan Digital (Menkomdigi) Meutya Hafid menyayangkan kasus teror kepala babi yang dialami media Tempo. Ia meminta kepolisian mengusut insiden tersebut jika terindikasi mengancam kebebasan pers.
"Saya sebagai mantan jurnalis sangat menyayangkan jika ada ancaman terhadap kebebasan pers. Kami mendukung kejadian ini agar dilaporkan dan diproses hukum oleh Kepolisian," ujar Meutya, dikutip dari siaran pers Komdigi, Senin (24/3/2025).
Dirinya menegaskan bahwa kebebasan pers merupakan pilar utama demokrasi yang tidak dapat ditawar atau dikompromikan. Menurutnya, Pemerintah berkomitmen penuh untuk melindungi ruang berekspresi dan menjamin kebebasan pers tetap terjaga.
Menkomdigi juga mengakui kalau Pemerintah terus menjaga kebebasan pers dengan memastikan kritik dan masukan dari masyarakat tetap menjadi bagian dari kebijakan Presiden RI Prabowo Subianto.
"Presiden selama ini sangat terbuka terhadap masukan, termasuk dari masyarakat melalui media sosial. Tidak jarang, beberapa kebijakan telah kami koreksi berdasarkan masukan tersebut," tambahnya.
Terkait isu yang melibatkan kebebasan pers, Menkomdigi Meutya Hafid menyatakan bahwa pemerintah mendukung langkah yang akan diambil oleh Dewan Pers maupun aparat penegak hukum untuk menyelesaikan permasalahan ini secara adil dan transparan.
"Kalau memang ada laporan atau temuan, kami akan mendorong agar hal ini diproses secara hukum. Prinsipnya, pemerintah mendukung, silakan untuk berproses secara hukum kepada polisi," pungkasnya.

Klarifikasi Hasan Nasbi soal teror kepala babi
Kepala Kantor Komunikasi Kepresidenan (PCO), Hasan Nasbi, menjelaskan maksud di balik pernyataan "dimasak saja" saat memberi tanggapan atas teror kepala babi kepada jurnalis Tempo, Francisca Christy Rosana atau Cica.
Baca Juga: Soal 'Dimasak Aja' usai Tempo Diteror Kepala Babi, Hasan Nasbi Kontra Prabowo Penyayang Binatang?
Hasan menyebut pernyataan itu merujuk sikap Cica di media sosial atas teror kepala babi yang dialamatkan kepada dirinya.
"Justru, ya, respons yang benar itu menurut saya adalah respons seperti yang disampaikan oleh si Francisca itu di cuitan X-nya dia. Justru, respons yang benar itu adalah respons seperti si Francisca itu dengan mengecilkan si peneror," kata Hasan kepada wartawan, dikutip Minggu (23/3/2025).
Menurut Hasan, respons yang diberikan Cica terhadap teror justru sudah benar. Menurutnya dengan respons tersebut, tujuan pelaku untuk melakukan teror jadi tidak tersampaikan.
"Jadi kalau dia mengecilkan seperti itu artinya KPI si peneror nggak kesampaian. Bisa stres tuh si peneror kalau direspons dengan cara seperti itu. Nah, KPI enggak kesampaian kan? Saya itu kemarin hanya menyempurnakan responsnya Si Cica itu aja," ujar Hasan.
Hasan menegaskan pernyataannya soal "dimasak aja" bukan bermaksud melecehkan. Ia mengaku hanya meneruskan apa yang menjadi respons Cica terhadap aksi teror kepala babi.
"Jadi bukan pelecehan itu. Coba kamu lihat deh X-nya si Cica, menurut saya itu respons yang benar kayak gitu, jadi kan saya meneruskan itu, kan itu saya sampaikan kemarin. Lho, buktinya dia menanggapinya bercanda aja gitu," tuturnya.
"Jadi sekarang itu si peneror itu pasti KPI-nya menebar ketakutan. Terus kita besar-besarkan ketakutannya, ya tercapai dong target dia kalau kita besar-besarkan ketakutannya," imbuh dia.
Hasan berpandangan respons Cica terhadap aksi teror sudah tepat. Sebab, menurutnya aksi teror tersebut memang tidak perlu dibesarkan agar tujuan pelaku untuk menebar teror atau ketakutan tidak tercapai.
"Saya menyempurnakan respons itu ya, sekalian aja kan? Kalau orang kirim itu sebagai teror, ternyata bahan makanan dia dimasak aja lah, peneror kan pasti stres kalau bahan kiriman dia dimasak kan gitu, kira-kira begitu. Jadi saya bingung kenapa marah-marah, tetapi kirim aja lah namanya orang kan," kata Hasan.
"Jadi jangan sampai kita justru ikut membesar-besarkan ketakutan karena itu targetnya si peneror. Kita harus mengecilkan dia. Menurut saya cara yang paling tepat untuk mengecilkan peneror itu ya dimasak aja lah kirimannya dia kan gitu. Dimasak terus dimakan kan gitu," sambung Hasan.
Sebelumnya Hasan Nasbi menuai sorotan saat mengomentari teror kepala babi yang ditujukan ke kantor redaksi Tempo. Ia meminta agar kepala babi yang dikirim orang tak dikenal itu lebih baik dimasak saja.
"Sudah dimasak saja," kata Hasan di Kompleks Istana Kepresidenan, Jakarta Pusat, Jumat, (21/3/2025) kemarin.