Unggah Konten AI di Tengah Polemik UU TNI, Gibran Disebut Wapres Tone Deaf

Jum'at, 21 Maret 2025 | 09:21 WIB
Unggah Konten AI di Tengah Polemik UU TNI, Gibran Disebut Wapres Tone Deaf
Potret Gibran Rakabuming. (TikTok/burnout_solo)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Wakil Presiden (Wapres) Republik Indonesia Gibran Rakabuming baru-baru ini mengunggah konten terkait dengan teknologi kecerdasan buatan (AI) melalui akun Instagram resmi miliknya.

Dalam postingan terbaru itu, terlihat hasil AI yang memperlihatkan Gibran Rakabuming bermain bowling, kemudian berjoget setelah bola bowling tersebut berhasil mencetak skor. Pada unggahan itu pula, Gibran Rakabuming memperkenalkan AI kepada para anak SMA di Jakarta Barat.

Menurut putra sulung Jokowi tersebut, AI dapat meningkatkan produktivitas dan kreativitas anak sejak dini.

"Mengenalkan AI pada siswa SMA Bunda Mulia, Jakarta Barat. Gunakan AI untuk meningkatkan produktivitas dan kreativitas sejak dini agar kita dapat bersaing. AI tidak akan menggantikan manusia jika kita manusia menguasai AI. Bukan hanya untuk siswa, guru-guru pun saya harap dapat beradaptasi dengan kecerdasan buatan atau akal imitasi untuk meningkatkan kinerja," tulis Gibran Rakabuming.

Namun, unggahan tersebut rupanya menuai kritik pedas dari warganet di jagat maya. Tak sedikit warganet yang menilai Gibran Rakabuming sebagai Wapres tone deaf karena mengunggah konten seperti itu di tengah polemik Undang-Undang Tentara Nasional Indonesia (UU TNI).

Pembahasan revisi UU TNI belakangan ini tengah menjadi sorotan publik. Mayoritas warganet menolak pengesahan revisi tersebut karena dinilai lebih banyak sisi negatifnya dan dikhawatirkan akan memicu dwifungsi militer. Hal ini membuat publik melakukan aksi turun ke jalan pada Kamis (20/3/2024).

Namun, Ketua DPR RI Puan Maharani pada akhirnya mengesahkan RUU TNI dalam sidang paripurna yang digelar pada hari yang sama. Sikap DPR yang terkesan terburu-buru dalam mengesahkan revisi UU TNI Nomor 34 Tahun 2004 Tentang Tentara Nasional Indonesia itu pun menimbulkan kecurigaan publik.

Oleh karena itu, beberapa warganet berharap agar Gibran Rakabuming dapat memberikan sedikit perhatian. Tetapi, melihat bagaimana Gibran Rakabuming mengunggah konten AI pada platform media sosial resminya membuat suami Selvi Ananda itu mendapat kecaman.

Sebelumnya, Gibran Rakabuming juga menjadi juri lomba AI pada beberapa waktu lalu. Ia terlihat menghadiri acara seminar terkait kecerdasan buatan yang dilaksanakan di SMAN 66 Jakarta. Dalam kesempatan tersebut, para anak SMA menunjukkan kemampuan AI untuk membuat logo sekolah hingga mengerjakan soal matematika.

Baca Juga: RUU TNI Sah Jadi UU, Ini Ancaman Prajurit Militer Jika Masuk Ruang Digital

Lebih lanjut, Gibran Rakabuming berharap agar kecerdasan buatan bisa dijadikan sebagai mata pelajaran tambahan atau pilihan di sekolah. Pernyataan Gibran Rakabuming terkait penggunaan AI untuk mengerjakan soal matematika pun dihujat publik karena warganet menilai bahwa generasi muda Indonesia tak boleh terlalu bergantung pada AI.

Unggahan Gibran Rakabuming perihal pengenalan teknologi AI itu pun menuai beragam respons dari pengguna media sosial.

"Kok bisa posting beginian, negara lagi disorot parah. Ayo laah Mas Gibran hati nuraninya, tolong banget," komentar @cris**_

"Mas Gibran mohon atensi pemerintah tentang UU TNI dan sahkan UU perampasan aset," timpal @monik***

"Negara lagi hancur, gelap, Wapresnya having fun. Kesel banget gue," tambah @n_****

"Serius ini dia upload video AI di tengah rakyat lagi teriak-teriak soal UU TNI? Wapres tone deaf emang," tulis @asha

"Fufufafa rakyat lo nih lagi pada bersuara, kondisi negara lagi runyam. Lo malah bikin video AI nggak jelas naudzubillah emang IPK 2,3 disuruh jadi Wakil Presiden ya kayak gini hasilnya," sambung @gil.*

"Yang mulia bapak Wakil Presiden Gibran, saat ini mungkin akan lebih baik jika bapak dapat lebih banyak menyampaikan informasi yang informatif dan solutif terkait berbagi kekhawatiran yang dirasakan oleh rakyat. Hal ini penting agar masyarakat merasa lebih yakin dan mendapat kejelasan. Jika terlalu sering membagikan konten yang bersifat humor, dikhawatirkan dapat menimbulkan kesan bahwa aspirasi rakyat tidak mendapat perhatian yang cukup. Tentu, sesekali humor dalam komunikasi publik bisa menjadi cara mendekatkan diri dengan masyarakat. Namun, mengingat kondisi saat ini yang penuh tantangan, kami berharap bapak dapat lebih fokus pada hal-hal substansial. Banyak masyarakat, khususnya dari kalangan menengah ke bawah sedang berjuang menghadapi kesulitan. Oleh karena itu, kami mohon dengan hormat agar bapak mempertimbangkan kembali pendekatan yang lebih serius dalam menyampaikan pesan kepada rakyat," ujar @eile*****_*

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI