Telkom Kenalkan Aplikasi Stunting Hub untuk Pantau Kesehatan Gizi Anak Indonesia

Dicky Prastya Suara.Com
Jum'at, 21 Maret 2025 | 04:21 WIB
Telkom Kenalkan Aplikasi Stunting Hub untuk Pantau Kesehatan Gizi Anak Indonesia
Telkom memperkenalkan aplikasi baru Stunting Hub untuk menekan angka stunting sekaligus mengurangi tingkat rawan pangan dan gizi di Indonesia. [Dok. Telkom]
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

2. Sanitasi Buruk: Biang Kerok Tersembunyi

Sanitasi yang buruk menciptakan siklus penyakit yang menguras energi anak. Data WHO menunjukkan bahwa 50 persen kasus stunting di dunia terkait dengan infeksi berulang akibat air tercemar dan kebiasaan higienis yang buruk.

Di Indonesia, 25 persen penduduk masih buang air besar sembarangan (BABS), dan 40 persen sekolah tidak memiliki toilet layak (BPS, 2022).

Akibatnya, diare kronis. Anak-anak terpapar bakteri E. coli atau parasit Giardia melalui air minum atau makanan terkontaminasi.

Selain itu Cacingan juga menjadi faktor. Infeksi cacing seperti Ascaris lumbricoides mengganggu penyerapan nutrisi di usus.

3. Air Bersih: Masalah Struktural yang Dibiarkan

Akses air bersih masih menjadi privilese di banyak wilayah. Di Nusa Tenggara Timur, misalnya, hanya 30 persen rumah tangga yang memiliki akses air minum aman (Bappenas, 2021).

Air sungai atau sumur tercemar arsenik dan bakteri sering dijadikan sumber minum, memicu radang usus kronis (environmental enteropathy) yang menghambat pertumbuhan.

4. Perilaku Apatis: “Dulu Juga Begini, Kok Sehat!”

Baca Juga: Santuni Anak Yatim, Ketua KWP: Kami Ingin Berkontribusi Nyata

Masyarakat sering menolak perubahan karena kebiasaan lama dianggap "sudah terbukti". Contoh mencuci tangan dianggap tidak penting. Hanya 20 persen rumah tangga di Indonesia memiliki sabun dan air mengalir di toilet (UNICEF, 2020).

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI