Suara.com - Kisah Alkitab yang menceritakan Nabi Musa membelah Laut Merah telah menjadi legenda yang memukau banyak orang sepanjang sejarah.
Momen lautan luas tiba-tiba terbelah dan membuat jalan bagi bangsa Israel untuk melarikan diri dari kejaran Firaun dan tentaranya adalah mukjizat luar biasa.
Belum lama ini, para ahli mencoba untuk menemukan fakta sebenarnya mengenai mukjizat Musa tersebut secara ilmiah.
Beberapa ilmuwan dan ahli fisika telah mencoba menjelaskan fenomena ini melalui pendekatan ilmiah. Salah satu teori yang muncul adalah fenomena yang dikenal sebagai "angin timur yang keras" atau wind setdown.
Dalam kondisi tertentu, angin yang bertiup kencang dapat mendorong air laut, sehingga dasar laut menjadi kering dan memungkinkan orang untuk menyeberang.
Berdasarkan simulasi komputer, diduga terjadi angin dengan kecepatan tertentu yang bertiup selama beberapa jam dapat menyebabkan air surut dan menciptakan jalur kering di dasar laut.
Sebagai salah satu teori yang beredar, beberapa ilmuwan justru tidak sepakat dengan teori ini. Beberapa ahli berpendapat bahwa meskipun fenomena angin dapat mempengaruhi permukaan air, tidak mungkin menciptakan jalan kering selebar yang digambarkan dalam kisah Musa ini.
Beberapa faktor seperti lokasi geografis dan kondisi cuaca di masa itu menjadi penyebab para ilmuwan curiga dan tidak percaya dengan teori ini.
Penjelasan ilmiah: Angin dan pasang surut
Baca Juga: Berbasis Alkitab, Surat Isaac Newton di Tahun 1704 Prediksi Waktu Kiamat
Penelitian yang dilakukan oleh Carl Drews dari National Center for Atmospheric Research menunjukkan bahwa angin dengan kecepatan 63 mil per jam yang bertiup selama 12 jam.
Kondisi ini dapat menyebabkan air surut hingga beberapa meter. Hal ini dapat menciptakan jalur kering sepanjang 3 hingga 4 kilometer dan lebar 5 kilometer, yang cukup untuk dilewati oleh sekelompok besar orang.
Setelah angin berhenti, air akan kembali naik dengan cepat, yang dapat menjelaskan bagaimana tentara Firaun tenggelam saat mencoba mengejar.
Lokasi ketika bangsa Israel menyebrang

Alkitab secara khusus tidak menjelaskan mengenai lokasi tepat di mana mukjizat ini terjadi. Namun beberapa peneliti percaya bahwa penyeberangan terjadi di daerah yang sekarang dikenal sebagai Danau Manzala.
Lokasi ini merupakan laguna dangkal yang berada di utara Mesir. Teori ini didasarkan pada peta kuno dan analisis geografi wilayah tersebut. Namun, tidak ada bukti arkeologis yang definitif untuk mendukung lokasi ini.
Teori lainnya menyebut kisah Nabi Musa ini konon terjadi di Teluk Aqaba yang memisahkan Semenanjung Sinai di Mesir dari Arab Saudi dan selatan Yordania. Bagian Laut Merah ini merupakan salah satu yang terdalam dengan kedalaman maksimum 6.000 kaki.
Namun, para peneliti geologi membantah teori ini. Hal tersebut karena angin badai sebesar apapun tidak akan bisa membantu orang menyeberangi Teluk Aqaba yang berbahaya.
Teori lainnya menyebut bahwa Laut Merah tempat mukjizat ini terjadi mungkin berada di antara daratan Mesir dan semenanjung Teluk Suez yang hanya memiliki kedalaman hingga 100 kaki dengan dasar yang datar.
Bruce Parker selaku mantan kepala ilmuwan di Badan Kelautan dan Atmosmer Nasional meyakini bahwa Musa menggunakan pengetahuannya tentang pasang surut untuk membawa bangsa Israel keluar dari Mesir.
Perspektif religius mengenai kisah terbelahnya Laut Merah
Orang Kristen percaya bahwa kisah Nabi Musa membelah Laut Merah adalah mukjizat yang menunjukan kuasa Tuhan. Dalam Al-Quran, peristiwa ini disebutkan sebagai tanda kebesaran Allah yang menyelamatkan Bani Israil dari penindasan Firaun.
Dalam Al-Quran, peristiwa ini disebutkan sebagai tanda kebesaran Allah yang menyelamatkan Bani Israel dari penindasan Firaun.
Meskipun penjelasan ilmiah dapat memberikan wawasan tentang bagaimana peristiwa tersebut mungkin terjadi, bagi orang beriman, aspek spiritual dan makna religius dari kisah ini tetap menjadi yang utama.