Sebelumnya Kementerian Komunikasi dan Digital (Komdigi) menyambut rencana kerja sama dengan Amazon Kuiper, penyedia satelit orbit rendah (Low Earth Orbit/LEO) milik Amazon.
Rencananya, Amazon akan investasi ke Indonesia dengan membangun enam stasiun gateway senilai 20 juta Dolar AS atau sekitar Rp 327 miliar hingga lima tahun ke depan.
Menteri Komunikasi dan Digital (Menkomdigi) Meutya Hafid menyatakan kolaborasi ini diharapkan dapat memperluas konektivitas digital di wilayah terdepan, terluar, dan tertinggal (3T), sekaligus mendukung transformasi digital nasional.
Menurutnya, teknologi satelit bakal memainkan peran penting dalam mengatasi kesenjangan digital, terutama di daerah terpencil.
“Kami menyambut baik komitmen Amazon Kuiper dalam mendukung perluasan konektivitas digital di Indonesia. Kami terbuka terhadap investasi serta teknologi baru apa pun yang dapat membantu kami untuk mencapai konektivitas di Indonesia,” kata Meutya, dikutip dari siaran pers, Selasa (18/3/2025).
Amazon Kuiper juga tengah mengajukan izin operasional di Indonesia. Hal ini termasuk lisensi telekomunikasi dan hak peminjaman satelit, sesuai regulasi terbaru yang memungkinkan perusahaan asing beroperasi dengan Nomor Induk Berusaha (NIB).
Global Head of Licensing and International Regulatory Affairs Amazon Project Kuiper, Gonzalo de Dios menyatakan kalau pihaknya memahami bahwa konektivitas masih menjadi tantangan di banyak daerah terpencil.
"Oleh karena itu, kami ingin bekerja sama dengan pemerintah dan mitra lokal untuk menyediakan akses internet yang lebih luas bagi masyarakat Indonesia,” ucap dia.
Elon Musk resmikan peluncuran Starlink ke Indonesia
Baca Juga: Telkom Perkuat Jaringan Internet Selama Periode Mudik Lebaran 2025, 9.000 Pekerja Diturunkan
Tahun lalu, Pemerintah melalui Kementerian Kesehatan (Kemenkes) juga bekerja sama dengan penyedia satelit orbit rendah (Low Earth Orbit/LEO), Starlink.